A. Pengertian
Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter berasal dari dua suku kata yakni
pendidikan dan karakter. Pendidikan mempunyai arti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelect) dan tubuh. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar
kita dapat memajukan kesempurnaan hidup. Karakter sendiri merupakan sifat yang tertanam di dalam jiwa dan
dengan sifat itu seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap,
tindakan dan perbuatan (Imam Ghozali). Menurut
Sumarno adalah
sifat yang mewujud dalam kemampuan daya dorong dari dalam keluar untuk
seseorang menampilkan perilaku terpuji dan
mengandung kebajikan.
Penguatan pendidikan moral (moral education)
atau pendidikan karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat
relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis
tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka
kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian
remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik
orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat
diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter. Menurut Lickona,
karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral
felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga
komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan
tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan
kebaikan.
B. Karakter
yang sudah diimplementasikan mahasiswa di kampus
Seperti kita ketahui bahwa setiap orang
memiliki tingkah laku dan karakter yang berbeda. Seperti halnya di kampus , semua mahasiswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Semisal dari
masalah kedisiplinan yaitu:
-
Mahasiswa sering memarkir kendaraan seenaknya sendiri.
-
Tidak
membawa STNK motor.
-
Suka
datang terlambat ketika ada jam kuliah.
-
Sering
terlambat mengumpulkan tugas.
-
Berteriak
di musholla.
Seharusnya sebagai mahasiswa tidak boleh melakukan hal-hal demikian. Dan
untuk itu seharusnya mahasiswa melakukan :
1.
Memarkir
kendaraan secara teratur dan rapi agar tidak menyusahkan penjaga kendaraan di
sekitar tempat parkir.
2.
Selalu
membawa STNK kendaraan yang dipakai karena bisa jadi Kartu Tanda Mahasiswa
(KTM) ditahan untuk sementara oleh penjaga kendaraan.
3.
Selalu
datang tepat waktu ketika ada jam kuliah agar tidak dimarahi dosen.
4.
Selalu
mengumpulkan tugas yang diberikan oleh dosen tepat waktu atau mungkin
mengumpulkan sebelum deadline waktu yang diberikan dosen.
5.
Seharusnya
tidak boleh ketika di muholla mahasiswa membuat kegaduhan. Karena musholla
selalu terpakai untuk ibadah dan musholla merupakan baitulloh.
Selanjutnya dari sudut pandang kebersihan,
mahasiswa kurang begitu memperhatikan lingkungan kampus. Mahasiswa sering
membuang sampah berupa sisa makanan, putung rokok, kertas, dan lain sebagainya
secara sembarangan. Begitu juga dengan toilet dan kelas, mahasiswa kurang
memperhatikan dan menjaga kebersihan ruangan tersebut. Seharusnya hal-hal yang
harus dilakukan mahasiswa adalah:
1.
Membuang sampah pada tempat yang
disediakan.
2.
Selalu menjaga kebersihan lingkungan
kampus.
3.
Ketika selesai jam kuliah, hendaknya
mahasiswa mengambil sampah yang ada di kelas yang dipakai ketika ada jam
kuliah.
4.
Selalu menyiram toilet setelah digunakan
untuk buang air kecil maupun buang air besar.
Dari
segi kejujuran dan tanggungjawab, mahasiswa juga kurang membudayakan dua
sifat tersebut. Misalnya, siswa sering menyontek dalam UTS maupun UAS dan
kurang percaya diri terhadap kemampuannya sendiri. Dari segi tanggungjawab,
mahasiswa sering melakukan perbuatan tidak bertanggungjawab seperti membolos
dan selalu menyalahkan orag lain ketika ada sebuah tuduhan. Namun di UNESA
khususnya kampus ketintang sudah ada sebuah inovasi yang bertujuan untuk
melatih dan mengembangkan sifat kejujuran yaitu “ KANTIN KEJUJURAN ”. Kantin
ini merupakan gagasan dari salah satu dosen di kampus. Namun meskipun kantin tersebut untuk melatih sifat kejujuran,
namun kadang0kadang ada masiswa yang hanya mengambil makanan tanpa membayar di
tempat yang telah disediakan. Mengenai tanggungjawab dan kejujuran, seharusnya
mahasiswa mlakukan hal-hal:
1. Mahasiswa
haruslah percaya diri dan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan ketika
hendak menghadapi ujian seperti belajar dengan giat dan tekun.
2. Mahasiswa
haruslah mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap apa yang telah diperbuat
dan janganlah menuduh orang lain.
3. Sebagai
calon generasi penerus bangsa, hendaknya mahasiswa tidak perlu melakukan
kegiatan bolos ketika ada jam kuliah. Karena perbuatan tersebut pasti akan ada
dampaknya seperti pada pepatah yang berbunyi “ Siapa yang menabur, pasti dia
akan menuai hasil ”.
No comments:
Write comments