Pendidikan adalah aspek universal yang selalu harus
ada dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan, ia tidak akan pernah berkembang
dan berbudaya disamping itu, kehidupan juga akan menjadi statis tanpa ada
kemajuan, bahkan bisa jadi akan mengalami kemunduran dan kepunahan. Oleh karena
itu, menjadi fakta yang tak berbantahkan bahwa pendidikan adalah sesuatau yang
niscaya dalam kehidupan manusia. Adanya pendidikan sangat penting bagi
kehidupan manusia. Bahkan bisa dikatakan tanpa pendidikan, maka tidak akan asa
yang namanya manusia sebab, pendidikan adalah yang membentuk peradapan, dan
tanpa peradapan manusia punah.
Seiring berjalannya waktu dan dengan semakain pesatnya
tingkat intelektual dan kualitas kehidupan, dimensi pendidikan pun menjadi semakin
kompleks, dan tentu saja hal itu membutuhkan sebuah desain pendidikan yang juga
tepat dan sesuai dengan kondisinya. Oleh karena itu berbagai teori,metode, dan
desain pendidikan pun dibuat dan diciptakan untuk mengapresiasi semakin beragam
tingkat kebutuhan dan kerumitan permasalahan pendidikan. Jika ditinjau dari
sejarah, teori-teori dan desain tersebut muncul karena adanya teori yang sudah
ada sebelumnya, yang posisinya adalah memperbaiki, merevisi, atau malah
menciptakan teori baru. Teoridan desan dalam pendidikan muncul setelah
terdapatnya berbagai permasalahan yang terjadi didalam pendidikan itu sendiri.
Suatu teori akan muncul apabila terjadi suatu kekurangan yangterdapat didalam
dunia pendidikan.
Perkembangan teori dan
desain pendidikan inilah, berdampak pada suatu sistem yang akan diterapkan
dalam suatu penerapan pendidikan yang disepakati pada waktu itu yaitu
kurikulum, suatu teori memberikan pandangan-pandangan pada pendidikan, sehingga
muncul inovasi dan kreativitas teoretikus untuk melahirkan teori-teori yang
lebih kontekstual, yang akan merangsang pula tercipatanya suatu desain
pendidikan yang baru yang akan menerapkan teori-teori tersebut dalam suatu system.
Pendidikan
sendiri terbagi menjadi beberapa tipe yaitu :
a.
Pendidikan
Klasik
Pendidikan
klasik adalah pendidikan yang dipandang sebagai konsep pendidikan tertua.
Pendidikan ini bermula dari asumsi bahwa seluruh warisan budaya (pengetahuan,
ide-ide atau nilai-nilai) telah ditemukan oleh pemikir terdahulu. Pendidikan
hanya berfungsi memelihara atau meneruskan ke genenerasi berikutnya
(Sukmadinata, 2009:7). Jadi guru tidak perlu susah-susah mencari ataupun
mencipatakan pengetahuan, konsep atau nilai-nilai baru sebab semua sudah
tersedia tinggal bagaimana menguasai dan mengajarkannya pada siswa.
Dalam
teori pendidikan klasik lebih menekankan pada isi pendidikan daripada proses
atau bagaimana mengajarkannya. Isi pendidikan tersebut diambil dari
disiplin-disiplin ilmu yang telah ditemukan oleh para ahli terdahulu
(Sukmadinata, 2009:8). Dalam pendidikan klasik tugas guru dan pengembang
kurikulum adalah memilih dan menyajikan materi sesuai dengan tingkat
perkembangan perserta didik. Sebelum menyampaikannya pada peserta didik
pendidik harus mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena tugas pendidik
bukan hanya mengajarkan materi pengetahuan tetapi juga melatih keterampilan dan
menanamkan nilai.
Ada dua model konsep pendidikan klasik yaitu perenialisme dan esensialisme.
Keduanya memiliki pandang yang sama tentang masyarakat, bahwa masyarakat
bersifat statis.
1.
Perenialisme
Filsafat
Perenalisme memandang bahwa situasi di dunia dewasa ini penuh dengan kekacauan,
ketidakpastian terutama dalam hal moral intelektual dan sosio kultural. Untuk
mengatasi kekacau tersebut para kaum perenialis mengatasinya dengan cara
berjalan mundur kebelakang dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau
prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup masyarakat kuno. Mereka
lebih berorentasi ke masa lampau dan kurang mementingkatkan tuntutan-tuntutan masyarakat
yang berkembang pada sekarang (Sukmadinata, 2009:8). Mereka percaya bahwa
pandangan tersebut memiliki kualitas yang dapat dijadikan tuntutan hidup
(Sadulloh, 2012:151). Di dalam dunia yang tidak menentu seperti sekarang ini
tidak ada satupun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta
kestabilan dalam perilaku pendidikan.
Dalam
pendidikan perenialisme ini lebih menekankan pada humanitas, pembentukan
pribadi, dan sifat-sifat mental. Sedangkan kurikulum menurut para kaum perenalis
harus menekankan pada pertumbuhan intelektual siswa pada seni dan sains. Untuk
menjadi “terpelajar secara kultur” karena seni dan sains merupakan karya
terbaik paling signifikan yang diciptakan manusia.
2.
Esensialisme
Esensialisme
berkembang di Amerika Serikat dalam mayarakat industri. Pendidikan ini lebih
mengutamakan sains daripada humnistis. Mereka lebih pragmatis, pendidikan
diarahkan dalam mempersiapkan gnerasi muda untuk terjun ke dunia kerja. Konsep
ini lebih berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang. Isi pengajaran
lebih diarahkan kepada pembentukam keterampilan dan pengembangan kemampuan
vocational. Para esensial bersifat praktis mengutamakan kerja, mereka
menghargai seni, keindahan dan humanistis sepanjang hal itu mendukung kehidupan
sehari-hari, kehidupan produktif. Tujuan utama pendidikan, menurut para
esensialis adalah (1) memperoleh pekerjaan yang lebih baik, (2) dapat bekerja
sama lebih baik dengan orang dari berbagai tingkatan/lapisan masyarakat (3)
memperoleh pengahasilan lebih banyak. Mereka berfikiran praktis bahwa
pendidikan adalah jalan untuk mencapai sukses dalam kehidupan, terutama sukses
secara ekonomis (Sukmadinata, 2009:9).
b. Pendidikan
pribadi
Teori pendidikan pribadi
bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi
tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal
ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya
menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong,
fasilitator dan pelayan peserta didik.
Teori ini memiliki dua
aliran yaitu pendidikan progresif dan pendidikan
romantik. Pendidikan progresif dengan tokoh pendahulunya- Francis Parker dan
John Dewey –memandang bahwa peserta didik merupakan satu kesatuan yang utuh.
Materi pengajaran berasal dari pengalaman peserta didik sendiri yang sesuai
dengan minat dan kebutuhannya. Ia merefleksi terhadap masalah-masalah yang muncul
dalam kehidupannya. Berkat refleksinya itu, ia dapat memahami dan
menggunakannya bagi kehidupan. Pendidik lebih merupakan ahli dalam metodologi
dan membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya masing-masing. Pendidikan romantik berpangkal dari
pemikiran-pemikiran J.J. Rouseau tentang tabula rasa, yang memandang setiap
individu dalam keadaan fitrah,– memiliki nurani kejujuran, kebenaran dan
ketulusan.
Teori pendidikan pribadi
menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum humanis. yaitu suatu model
kurikulum yang bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan
dan keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri.Kurikulum humanis
merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada aspek intelektual
(kurikulum subjek akademis).
Teknologi Pendidikan.
Teknologi Pendidikan.
Teknologi
pendidikan mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan
pendidikan dalam menyampaikan informasi. Keduanya juga mempunyai perbedaan,
sebab yang diutamakan dalam teknologi pendidikan adalah pembentukan dan
penguasaan kompetensi bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. Teknologi
pendidikan lebih berorientasi ke masa sekarang dan yang akan datang, tidak
seperti pendidikan klasik yang lebih melihat ke masa lalu. Perkembangan
teknologi pendidikan dipengaruhi dan sangat diwarnai oleh perkembangan ilmu dan
teknologi. Hal itu memang sangat masuk akal, karena teknologi pendidikan
bertolak dari dan merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi dalam
pendidikan.
Teknologi
telah masuk ke semua segi kehidupan, termasuk dalam pendidikan.
Menurut pandangan klasik, pengalaman manusia itu bersifat menetap, sama dari tahun ke tahun. Berbeda dengan pandangan teknologi pendidikan, pengalaman manusia itu selalu berubah, hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini. Kehidupan dan perkembangan itu selalu baru. Menurut teori ini, pendidikan adalah ilmu dan bukan seni, pendidikan adalah cabang dari teknologi ilmiah. Dengan pengembangan desain program, pendidikan menjadi sangat efisien. Efisiensi merupakan salah satu cirri utama teknologi pendidikan. Dalam pengembangan desain program, teknologi pendidikan juga melibatkan penggunaan perangkat keras, alat-alat audiovisual dan media elektronika. Dalam konsep teknologi pendidikan, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus. Isi pendidikan berupa data-data objektif dan keterampilan-keterampilan yang mengarah kepada kemampuan vocational. Isi disusun dalam bentuk desain program dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para siswa belajar secara individual. Siswa berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak melakukan tugas-tugas pengelolaan daripada penyampaian dan pendalaman bahan. Apabila digunakan media elektronika, guru terbebas dari tugas pengembangan segi-segi nonintelektual.
Menurut pandangan klasik, pengalaman manusia itu bersifat menetap, sama dari tahun ke tahun. Berbeda dengan pandangan teknologi pendidikan, pengalaman manusia itu selalu berubah, hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini. Kehidupan dan perkembangan itu selalu baru. Menurut teori ini, pendidikan adalah ilmu dan bukan seni, pendidikan adalah cabang dari teknologi ilmiah. Dengan pengembangan desain program, pendidikan menjadi sangat efisien. Efisiensi merupakan salah satu cirri utama teknologi pendidikan. Dalam pengembangan desain program, teknologi pendidikan juga melibatkan penggunaan perangkat keras, alat-alat audiovisual dan media elektronika. Dalam konsep teknologi pendidikan, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus. Isi pendidikan berupa data-data objektif dan keterampilan-keterampilan yang mengarah kepada kemampuan vocational. Isi disusun dalam bentuk desain program dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para siswa belajar secara individual. Siswa berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak melakukan tugas-tugas pengelolaan daripada penyampaian dan pendalaman bahan. Apabila digunakan media elektronika, guru terbebas dari tugas pengembangan segi-segi nonintelektual.
Kurikulum
teknologi pendidikan menekankan kompetensi atau kemampuan-kemampuanan praktis.
Materi disiplin ilmu dipelajari dan termasuk dalam kurikulum, apabila hal itu
mendukung penguasaan kemampuan-kemampuan tersebut. Dalam kurikulum, materi
disiplin ilmu tersebut disusun terjalin dalam kemampuan. Penyusunan kurikulum
dilakukan para ahli dan atau guru-guru yang mempunyai kemampuan mengembangkan
kurikulum. Perangkat kurikulum cukup lengkap mulai dari struktur dan sebaran
mata pelajaran sampai dengan rincian bahan ajar yang dipelajari siswa, yang
tersusun dalam satuan-satuan bahan ajar. Dalam satuan-satuan bahan ajar
tersebut tercakup pula kegiatan pembelajaran dan bentuk-bentuk serta alat
penilaiannya.
Teknologi
pendidikan dapat didefinisikan dengan begagai macam formulasi. Tidak ada
satupun fomulasi yang paling benar, karena berbagai formulasi saling mengisi
(Yusufhadi Miarso, 2004: 6). Teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang
kompleks dan terintegrasi meliputi manusia, alat, dan sistem termasuk
diantaranya gagasan, prosedur, dan organisasi. Teknologi pendidikan memakai
pendekatan yang sistematis dalam rangka menganalisa dan memecahkan persoalan
proses belajar.teknologi pendidikan merupakan suatu bidang yang berkepentingan
dengan pengembangan secara sistematis berbagai macam sumber belajar, termasuk
di dalamnya pngelolaan dan penggunaan sumber tersebut. Teknologi pendidikan
beroperasi dalam seluruh bidang pendidikan secara rasional berkembang dan
berintegrasi dalam berbagai kegiatan pendidikan.
Teknologi
pendidikan merupakan spesialisasi lebih lanjut dari ilmu pendidikan yang
terutama berkepentingan dalam mengatasi masalah belajar pada manusia, dengan
memanfaatkan berbagai macam sumber insani dan non-insani dan menerapkan konsep
system dalam usaha pemecahannya itu. Penggarapan ditopang dengan sejumlah
teori, model, konsep, dan prinsip dari bidang dan disiplin lain seperti ilmu
perilaku, ilmu komunikasi, ilmu kerekayasaan, teori/konsep system, dan
lain-lain yang tidak dapat diperinci satu per satu. Penggarapan ini dilakukan dengan
sistematik dan sistemik. Teknologi pendidikan berusaha menjelaskan,
meringkaskan, member orientasi, dan mensistematiskan gejala, konsep, teori yang
saling berkaitan, dan menggabungkannya menjadi satu, yang merupakan pendekatan
isomeristik, yaitu pendekatan yang menekankan pada perlunya ada daya lipat atau
sinergi. Teknologi pendidikan juga berusaha mengidentifikasi hal-hal yang belum
jelas/belum terpecahkan, dan mencari cara-cara baru yang inovatif sesuai dengan
perkembangan budaya dan hasrat manusia untuk memperbaiki dirinya.
c. Pendidikan
Interaksional
Pendidikan
Interaksional dikembangkan berdasarkan pemikiran filsafat pragmatisme dimana
masyarakat (manusia) sebagai pusat. Jadi pendidikan mengacu kepada perkembangan
masyarakat.Diana Lapp (1975: 195-215) menguraikan pandangan mengenai pendidikan
interaksional berdasarkan identifikasi pendidikan, pendidikan interaksional
bersifat radikal yakni mengacu kepada akar proses pendidikan (apa dan mengapa),
dan pendidikan tersebut bersifat humanistik yakni bahwa manusia sebagai makhluk
sosial yang perkembangan potensinya dipengaruhi oleh ketergantungan dengan
orang lain. Konteksnya adalah masyarakat manusia. Interaksi yang dimaksud
adalah hasil belajar yang diperoleh melalui interaksi antara guru dan murid,
interaksi antara murid dengan content, dan interaksi antara pikiran siswa
dengan kehidupannya.
Hasil belajar yang
diperoleh melalui interaksi antara guru dan siswa menurut pandangan
interaksional adalah adanya dialog antara guru dan siswa, belajar ada dalam
pertukaran dialog tersebut. Belajar tidak sekedar mengumpulkan fakta, tetapi
lebih kepada pengalaman dalam mengerti fakta yang diinterpretasikan ke dalam
keseluruhan konteks kehidupan.
Interaksi antara siswa dengan content memberi arti bahwa content mengarahkan
siswa untuk mempertanyakan apa (fakta), bagaimana (keterampilan) dan mengapa
(tujuan/arti). Dengan demikian timbul kesadaran diri dan kesadaran sosial,
bagaimana saya dapat memahami dunia saya? atau siapa saya di dunia ini?.
Content merupakan aspek lingkungan siswa.
Interaksi
antara pikiran siswa dengan kehidupannya didasarkan pada kebenaran tidak pernah
dianggap otentik sebelum dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila siswa
telah mengalaminya, pengalaman tersebut dikembalikan kepada proses interaksi
antara dirinya dengan pikirannya sehingga siswa memperoleh pandangan baru
tentang kehidupan. Tarunasena Makmur (2011) mengatakan bahwa pandangan
interaksional ini didasarkan pada pemikiran mengenai eksistensi manusia dalam
memandang kehidupan didunia yang berdasarkan teori tentang pengetahuan dan
nilai yang dianutnya. Dia juga membagi empat sub mengenai pemikiran pendidikan
interaksional:
1. Gambaran
tentang Manusia
Dalam
pemikiran interaksional, figur utama adalah manusia yang berinteraksi dengan
sesama dan dengan dunianya. Siapakah manusia?, bagaimana kemampuanya?, apa
tujuan hidupnya?. Dalam kehidupan modern, justru banyak hal yang membatasi
interrelasi antara sesama manusia. Tanpa disadari, kehidupan modern
mengkotak-kotak manusia, sehingga diupayakan melalui pendidikan interaksional
ini manusia sadar akan ketergantungan dengan sesama manusia.
2. Pandangan
Dunia
Manusia
memiliki gambaran konseptual tentang lingkungannya yang tidak hanya diketahui
tetapi dijalani dengan sebaik-baiknya. Menurut pandangan interaksional suara
tiap individu memberi kontribusi terhadap bentuk budaya dunia yang berkembang,
serta mencapai kematangan setelah beberapa generasi. Pandangan dunia merupakan
dasar yang penting untuk kelangsungan hidup. Manusia tidak akan melakukan
sesuatu tanpa keberartian dimana setiap orang percaya dan mengharapkannya.
Hanya melalui pembaharuan komunikasi dalam masyarakat, manusia dapat menemukan
bagian yang tidak berfungsi di dalam dunia, sehingga kemudian melahirkan proses
baru yakni pandangan kemanusiaan. Tugas inilah yang merupakan tugas pendidikan
interaksional.
3. Teori
tentang Pengetahuan
Pendidikan
interaksional melihat kebenaran lebih dari sekedar metode ilmiah. Pengetahuan
yang didasarkan pengamatan merupakan pengetahuan yang melibatkan kehidupan
seseorang. Jika ingin memperoleh kebenaran yang dimengerti secara mendalam,
maka dilakukan interaksi antara sesama manusia.
4. Nilai
Pemikiran
tentang nilai dikembangkan melalui dua pandangan yakni metoda menyeleksi nilai
dan karakteristik tentang nilai. Karena masyarakat berbeda satu dengan yang
lain, maka pandangan interaksional menghormati dan mendorong tumbuhnya variasi
nilai dalam masyarakat seperti menerima bermacam-macam pandangan tentang
kebenaran. Pandangan interaksional mendukung perbedaan nilai seperti validitas
institusi, proses politik, dan teknologi, dimana elemen-elemen ini mendukung
nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat, yakni nilai-nilai cinta, kebenaran,
kerja sama, kebebasan, dan tanggungjawab. Manusia setiap saat berada dalam
kebebasan dan memiliki tanggung jawab atas perbuatannya. Kebebasan merupakan
kaki jembatan yang menyeberangkan manusia kepada tanggung jawab individu.
Kemampuan seseorang memberi tanggapan, membentuk dasar masyarakat dan interaksi.
Keseluruhan
dasar pemikiran interaksional tersebut memperoleh tempat tertinggi dalam
memajukan umat manusia. Hal ini menuntut pemeliharaan lingkungan masyarakat,
ketergantungan sosial, dan pengembangan intelektual. Berdasarkan pemikiran
tersebut kemudian oleh penganut interaksional dikembangkan teori pendidikan.
Definisi pendidikan menurut interaksional adalah menumbuhkan kesadaran kritis
terhadap cara memandang realitas sehingga dapat mengarahkan perbuatan menjadi efektif.
Menurut Paulo Freire, manusia ada sebab mereka berada dalam situasi, dan
keberadaannya lebih berarti tidak hanya memantulkan sosok bayangan dirinya
melainkan karena melakukan sesuatu. Menurut penganut interaksional, pendidikan
harus menemukan suatu kemungkinan yang belum teruji yang ada dalam situasi masa
kini, yakni jalan untuk membantu siswa menemukan masyarakat baru dengan bentuk
pendidikan baru.
Untuk mencapai bentuk pendidikan yang beriklim kemanusiaan dengan penekanan pada interaksi maka beberapa hal harus mendapat perhatian yakni :
Untuk mencapai bentuk pendidikan yang beriklim kemanusiaan dengan penekanan pada interaksi maka beberapa hal harus mendapat perhatian yakni :
a. Masyarakat,
pendidikan
harus mengacu kepada unit-unit personal, kelompok-kelompok kecil yang
memungkinkan siswa saling mengenal dan saling bekerjasama dalam suasana
kebenaran dan kerja sama saling bergantung. Guru harus mengenal dan
mempercayai, respek terhadap pengalaman dan kemampuan siswa. Penganut
interaksional mentolerir individualisme dan mengajak keterbukaan terhadap
berbagai kepercayaan. Di antara masyarakat pendidikan diperkenalkan dialog
yakni percakapan yang mengandung kebenaran dalam masyarakat.
b. Situasi.
Belajar
harus terletak dalam konteks aktual. Belajar dapat terjadi dalam pekerjaan dan
perdagangan dan dalam berbagai kehidupan nyata. Ini merupakan proses kesadaran
dalam situasi kehidupan yang unik. Dengan demikian arah pendidikannya adalah
masa kini dan mengacu pada masa yang akan datang.
c. Kesadaran
kritis.
Apabila
pendidikan merupakan proses untuk menemukan diri sendiri melalui interaksi
dengan masyarakat, maka gambaran masyarakat tersebut harus jelas bagi siswa.
Siswa harus diberi kebebasan untuk mengeksplorasi realitas yang memungkinkan.
Tujuan pendidikan interaksional adalah membantu siswa memperoleh kesadaran
kritis mengenai realitas dalam masyarakatnya sehingga siswa memiliki keinginan
untuk memperbaiki lingkungan, masyarakat, dan budayanya.
No comments:
Write comments