Tuesday, September 12, 2017

Membeli Neraka

Ia belajar mengenal Tuhannya
Saat ia diturunkan ke pucuk daun
Walau saat itu masih dini hari
Ia masih menyejukkan
Tanpa mengganggu bunga-bunga yang belum mekar

***

"Aku telah membeli neraka. Sekarang neraka adalah milikku, dan aku putuskan untuk menutupnya. Maka, apa gunanya kalian membeli tanah surga, sementara kalian sudah aku jamin tidak akan masuk neraka !", teriak seorang pemuda yang kurus dan rambutnya acak-acakan.
Orang terkaget mendengar ucapan pemuda tersebut. Mereka terharu dengan tindakan pemuda yang sering tak di hiraukan oleh masyarakat. Ia rela membeli tanah neraka sedangkan selama hidupnya dipenuhi kesusahan. Tubuhnya tak terawat, bajunya lusuh dan sobek-sobekan. Makan pun ia cari dari tong sampah, sisa makanan yang dibuang.
Kisah ini berawal dari kegaduhan di sebuah kota di Albania. Salim, seorang pemuda muslim berusia 25 tahun, tak memiliki orang tua, tak memiliki saudara. Ia hidup sebatang kara sejak dirinya kabur dari panti asuhan yang telah merawatnya sejak bayi. Salim merasa prihatin dengan semua kegaduhan yang disebabkan oleh sebuah aturan yang dibuat gereja ternama di kotanya.
Gereja itu menjual tanah kavlingan surga kepada para jemaatnya. Luas tanah surga bergantung pada harga yang dibayarkan. Semakin mahal, maka semakin luas pula. Siapapun yang memiliki sertifikat tanah surga dari gereja, dijamin ia masuk surga. Para jemaatpun berbondong-bondong untuk membelinya. Siapa yang tak ingin masuk surga ?
Melihat masyarakat begitu antusias, gereja menjadikan hal ini sebagai suatu kesempatan emas untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Secara bertahap gereja juga menaikkan harga sertifikat tanah surga menjadi sangat mahal. Bahkan beberapa jemaatpun tak sanggup untuk membeli sertifikat tanah surga dan meminta keringanan pada gereja. Namun yang terjadi gereja menolak dan mengatakan jika tak sanggup membeli tanah surga maka bersiaplah untuk masuk ke neraka. Keuntungan yang gereja peroleh dari bisnis ini menjadi berkali lipat lebih besar.
Salim yang melihat hal itu tak kuasa menahan kesedihan. Bukankah Tuhan telah menakdirkan seseorang ada yang menjadi kaya dan miskin. Lalu kenapa hanya orang kaya saja yang diijinkan masuk surga. Apakah Tuhan telah pilih kasih ? Sedangkan Tuhan adalah Maha pengasih lagi Maha penyayang.
Malam hari Salim bermimpi didatangi oleh seseorang dan mengatakan bahwa Salim harus membeli semua tanah neraka pada gereja itu. Esok paginya tanpa pikir panjang Salim mendatangi gereja dan menemui pendeta gereja.
"Pendeta, saya adalah seseorang muslim, saya tidak ingin membeli tanah surga pendeta, tapi saya ingin membeli tanah neraka pendeta", ucap Salim
"Wahai pemuda, anda yakin ingin membeli neraka ? Apakah anda tidak ingin merasakan nikmatnya surga", jawab pendeta
"Selama hidupku, aku sudah dipenuhi kesusahan, bagiku nerakaku adalah surgaku", balas Salim dengan tegas
Para pendeta pun berunding. “Hanya orang gila saja yang ingin masuk neraka. Kita jual saja neraka ini padanya dengan harga yang mahal. Dengan demikian kita bisa mendapat untung, dan kita pun bisa terbebas dari neraka", Putus gereja.

Harga neraka yang begitu mahal membuat Salim harus merelakan tabungan yang telah ia kumpulkan selama bertahun-tahun. Tapi demi membebaskan orang-orang dari belenggu gereja, ia mengubur impiannya untuk membeli sebuah rumah. Setelah mendapat sertifikat neraka dari gereja, Salim keluar dan menyeru masyarakat untuk berkumpul lalu mengatakan bahwa ia telah membeli neraka. Maka tidak akan ada satu orangpun yang masuk neraka karena neraka telah menjadi miliknya seorang.

No comments:
Write comments